•22.34.00
Tak seorang pun manusia senang
dikritik. Namun, adakalanya Kamu harus mengoreksi kesalahan orang lain.
Melakukan dengan benar sungguh merupakan seni tersendiri, karena hanya sedikit
orang yang menyukainya. Mengapa? Karena kritik seringkali meninggalkan rasa
tidak enak, baik pada si pemberi kritik atau si penerima kritik. Itu sebabnya
kritik harus disampaikan dengan cara efektif agar tidak menjadi ajang
pelampiasan ego si pengritik atau malah melukai perasaan si penerima kritik.
Seni menyampaikan kritik hendaknya berupa kritik membangun untuk menolong orang
yang dikritik melakukan hal-hal yang lebih baik. Berikut ini 7 seni mengritik
tanpa menyakiti:
1. Berdua Saja. Hindarkan mengritik seseorang di depan umum. Bahkan,
usahakan tidak mengatakan kritikan tersebut bila ada satu saja orang lain di
sekitar situ yang mungkin bisa mendengarnya. Karena hal itu bisa melukai ego
orang yang Kamu kritik. Padahal, kalau Kamu ingin kritikan itu berhasil, jangan
membuat ego orang yang Kamu kritik melawan. Prinsipnya kritiklan seseorang di
punggung umum dan sampaikan pujian di muka umum.
2.
Awali Dengan Pujian. Kata-kata manis dalam bentuk pujian
mempunyai pengaruh dalam menciptakan suasana yang bersahabat. Ini akan membuat
orang yang akan dikritik marasa senang dan mengendorkan pertahanan dirinya.
Pujian membuka pikiran orang terhadap kritik yang diberikan.
3. Nothing’s Personal. Kritiklah perbuatannya, bukan orangnya. Dengan begitu, Kamu
tak hanya menjaga perasaan orang yang Kamu kritik, tapi juga menyelamatkan
egonya. Selain mengarahkan kritik Kamu pada perbuatannya, pada saat yang sama
Kamu bisa memberi pujian dan menguatkan egonya. Kamu bisa mengatakan, “Saya
tahu dari pengalaman yang lalu bahwa kesalahan ini tidak biasa terjadi pada
diri Kamu.”
4. Berikan Jawabannya. Ketika Kamu memberi tahu orang lain tentang kesalahannya,
Kamu pun berkewajiban memberi tahu cara melakukan yang benar. Penekanan dari
kritik Kamu sesuangguhnya bukan pada kesalahannya, tapi pada cara
memperbaikinya dan menghidari kesalahan serupa terulang kembali. Salah satu
keluhan terbesar dari orang yang dikritik adalah “Saya tidak tahu apa yang
diharapkan dari saya.”
5. Jangan Menuntut. Kamu akan mendapat kerja sama lebih besar dengan cara
meminta daripada menuntut orang yang Kamu kritik. Kalimat, “Bersediakah Kamu
memperbaikinya?” jauh terdengar lebih enak dibandingkan dengan mengatakan,
“Kerjakan sekali lagi dan kali ini saya ingin Kamu mengerjakan dengan benar!”
6. Tak Perlu Merembet. Meminta perhatian atas suatu kesalahan hanya dapat
dibenarkan satu kali. Maksudnya, kritiklah sekali saja. Dua kali tidak perlu,
tiga kali, mengganggu. Ingatlah tujuan Kamu mengritik adalah untuk
menyelesaikan pekerjaan, bukan untuk memenangkan pertarungan ego. Bila Kamu
tergoda untuk mengungkit-ungkit masalah lama atau kesalahan yang sudah lewat
dan sudah selesai, ingatlah bahwa cara yang Kamu lakukan tidak efektif.
7. Cara Bersahabat. Persoalan belum tuntas jika belum diselesaikan dengan cara
bersahabat. Jangan biarkan persoalan menggantung dan baru dibahas lagi
dikemudian hari. Selesaikanlah. Akhirilah dengan pertanyaan,“Oke, sepertinya
kita bisa ya mengatasi persoalan ini. Kamu pasti bisa, dan saya pasti
membantu.” atau “Saya tahu saya bisa mengadalkan Kamu.”

0 komentar: