•17.09.00
Ada sebuah hasil penelitian yang
sangat menarik, yakni bahwa mereka yang melakukan kebohongan percaya bahwa dari
empat kebohongan yang dilakukannya, sekurang-kurangnya ada satu yang bisa
dideteksi orang lain. Itu artinya meskipun mereka merasa cukup sukses dalam
berbohong, mereka juga mengakui bahwa orang lain cukup mampu mendeteksi
kebohongan yang dilakukan. Tapi meskipun diakui demikian oleh si pembohong,
kenyataannya tingkat keberhasilan orang untuk mendeteksi kebohongan orang lain
sangat rendah. Sangat sedikit orang yang mampu melakukannya dengan baik.
Berikut beberapa pedoman yang
mungkin berguna dalam mendeteksi kebohongan secara lebih akurat.
- Biasanya pembohong menjadi
lebih tertarik dan lebih memperhatikan cerita yang dibohongkan. Mereka
tiba-tiba lebih ingin orang memperhatikan cerita itu. Jika biasanya
bercerita datar-datar saja maka tiba-tiba bisa bersemangat dan menggunakan
kata penegas, seperti “ini benar!”, “aku yakin!”, “tidak salah lagi!”, dan
semacamnya.
- Biasanya pembohong enggan
mendekat secara fisik kepada yang dibohongi, mereka cenderung menjaga
kontak fisik agar tidak terlalu dekat.
- Biasanya ada ketidaksesuaian
antara cerita yang disampaikan dengan emosi yang muncul. Misalnya menyampaikan
ibunya meninggal tapi dengan tertawa.
- Menunda jawaban sedikit lebih
lama pada saat ditanya
- Kadang terjadi kekeliruan
ucapan dalam bercerita
- Pada saat ditanya, jawaban yang
diberikan sangat singkat.
- Pada saat menjawab kurang
menunjukkan keseriusan.
- Biasanya pada saat berbohong
dan sesudahnya, sekitar kira-kira 10 detik, terjadi perubahan ekspresi
wajah secara spontan.
- Tekanan suaranya berubah
menjadi lebih berat atau tinggi.
- Menghindari terjadinya kontak
mata
- Melakukan gerakan-gerakan tidak
biasa saat berbohong, seperti memilin-milin rambut, meremas-remas baju,
dan lainnya.
Apakah detektor kebohongan itu?
Anda tentu sering mendengar mengenai
detektor kebohongan atau lie detector. Diyakini bahwa jika seseorang diuji
menggunakan alat itu maka akan diketahui seseorang itu berbohong atau tidak.
Tetapi apakah benar seperti itu? Jika benar, seperti apa cara kerjanya?
Detektor kebohongan adalah sebuah
poligraph yang mengukur perubahan fisiologis tubuh pada saat menjawab ‘ya’ atau
‘tidak’ atas beberapa pertanyaan yang diajukan. Alat tersebut mengukur pola
pernafasan, tekanan darah, denyut nadi, perubahan elektrolit pada kulit yang
menunjukkan adanya keringat atau tidak, dan perubahan nada suara. Asumsinya,
jika seseorang berbohong
maka ia akan mengalami beberapa
perubahan fisiologis. Jika tidak berbohong maka juga tidak terjadi perubahan
fisiologis.
Pemakaian detektor pernah digunakan
secara masif pada tahun 80-an sampai 90-an tapi kini penggunaannya sangat
dibatasi. Mengapa? Karena detektor kebohongan ternyata menimbulkan masalah.
Mereka yang gugup pada saat menghadapi detektor kebohongan, meskipun berkata
jujur, akan tetap dikatakan sebagai pembohong oleh mesin tersebut, sebab
tekanan denyut jantung, nada suara, serta tekanan darahnya meningkat akibat kegugupan.
Sebaliknya mereka yang terlatih berbohong atau aktor-aktor yang handal akan
selalu lolos dikatakan sebagai orang jujur karena piawai dalam mengatur
perubahan fisiologis yang terjadi, bahkan meskipun menceritakan kebohongan yang
sangat besar


0 komentar: