Author: Rayzha Rafikasari
•17.09.00
TIPS MENDETEKSI KEBOHONGAN




Ada sebuah hasil penelitian yang sangat menarik, yakni bahwa mereka yang melakukan kebohongan percaya bahwa dari empat kebohongan yang dilakukannya, sekurang-kurangnya ada satu yang bisa dideteksi orang lain. Itu artinya meskipun mereka merasa cukup sukses dalam berbohong, mereka juga mengakui bahwa orang lain cukup mampu mendeteksi kebohongan yang dilakukan. Tapi meskipun diakui demikian oleh si pembohong, kenyataannya tingkat keberhasilan orang untuk mendeteksi kebohongan orang lain sangat rendah. Sangat sedikit orang yang mampu melakukannya dengan baik.

Berikut beberapa pedoman yang mungkin berguna dalam mendeteksi kebohongan secara lebih akurat.
  1. Biasanya pembohong menjadi lebih tertarik dan lebih memperhatikan cerita yang dibohongkan. Mereka tiba-tiba lebih ingin orang memperhatikan cerita itu. Jika biasanya bercerita datar-datar saja maka tiba-tiba bisa bersemangat dan menggunakan kata penegas, seperti “ini benar!”, “aku yakin!”, “tidak salah lagi!”, dan semacamnya.
  2. Biasanya pembohong enggan mendekat secara fisik kepada yang dibohongi, mereka cenderung menjaga kontak fisik agar tidak terlalu dekat.
  3. Biasanya ada ketidaksesuaian antara cerita yang disampaikan dengan emosi yang muncul. Misalnya menyampaikan ibunya meninggal tapi dengan tertawa.
  4. Menunda jawaban sedikit lebih lama pada saat ditanya
  5. Kadang terjadi kekeliruan ucapan dalam bercerita
  6. Pada saat ditanya, jawaban yang diberikan sangat singkat.
  7. Pada saat menjawab kurang menunjukkan keseriusan.
  8. Biasanya pada saat berbohong dan sesudahnya, sekitar kira-kira 10 detik, terjadi perubahan ekspresi wajah secara spontan.
  9. Tekanan suaranya berubah menjadi lebih berat atau tinggi.
  10. Menghindari terjadinya kontak mata
  11. Melakukan gerakan-gerakan tidak biasa saat berbohong, seperti memilin-milin rambut, meremas-remas baju, dan lainnya.


Apakah detektor kebohongan itu?

Anda tentu sering mendengar mengenai detektor kebohongan atau lie detector. Diyakini bahwa jika seseorang diuji menggunakan alat itu maka akan diketahui seseorang itu berbohong atau tidak. Tetapi apakah benar seperti itu? Jika benar, seperti apa cara kerjanya?

Detektor kebohongan adalah sebuah poligraph yang mengukur perubahan fisiologis tubuh pada saat menjawab ‘ya’ atau ‘tidak’ atas beberapa pertanyaan yang diajukan. Alat tersebut mengukur pola pernafasan, tekanan darah, denyut nadi, perubahan elektrolit pada kulit yang menunjukkan adanya keringat atau tidak, dan perubahan nada suara. Asumsinya, jika seseorang berbohong
maka ia akan mengalami beberapa perubahan fisiologis. Jika tidak berbohong maka juga tidak terjadi perubahan fisiologis.

Pemakaian detektor pernah digunakan secara masif pada tahun 80-an sampai 90-an tapi kini penggunaannya sangat dibatasi. Mengapa? Karena detektor kebohongan ternyata menimbulkan masalah. Mereka yang gugup pada saat menghadapi detektor kebohongan, meskipun berkata jujur, akan tetap dikatakan sebagai pembohong oleh mesin tersebut, sebab tekanan denyut jantung, nada suara, serta tekanan darahnya meningkat akibat kegugupan. Sebaliknya mereka yang terlatih berbohong atau aktor-aktor yang handal akan selalu lolos dikatakan sebagai orang jujur karena piawai dalam mengatur perubahan fisiologis yang terjadi, bahkan meskipun menceritakan kebohongan yang sangat besar
|
This entry was posted on 17.09.00 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: